Selamat
Datang di Web Kebumen Societies!
Untung Rugi Pos Indonesia sebagai Milik Negara
Kepemilikan Pos Indonesia sebagai Badan Usaha milik pemerintah sudah menjadibonus tersendiri bagi Pos Indonesia guna memantaskan diri untuk bersaing dengan jasa pengiriman lainnya. Hal ini diakui oleh Glen yang telah menggunakan jasa pengiriman Pos Indonesia sejak pertama kali menjadi Online Plant Seller (OPS).
Tanaman merupakan salah satu jenis barang yang harus dikarantina guna mengetahui apakah tanaman tersebut mengandung bakteri atau senyawa lain yang dapat membahayakan tanaman lain.
Berdasarkan kebijakan tersebut, Glen selalu membawa tanamannya ke Balai Karantina Pertanian Kelas II (BKPKII) sebelum dikirimkan ke pelanggan di luar kota. Beberapa Cabang Besar Pos Indonesia sudah terintegrasi dengan BKPKII, salah satunya Pos Indonesia yang menjadi langganan Glen yaitu Pos Indonesia Jalan P Senopati Yogyakarta sehingga Glen tidak perlu mondar-mandir mengurus tanaman yang akan dikirimnya.
Butuh Keseriusan Bersama Semua Pihak
Namun menurut Glen, meski sudah terintegrasi dengan BKPKII, Pos Indonesia belum serius dalam menangani jenis kiriman yang memang membutuhkan sertifikat karantina.
Hal ini menurut Glen dapat dilihat dari masih banyak kawan-kawannya yang juga bekerja sebagai OPS yang tidak melakukan proses legal dalam pengiriman tanaman. Selain itu, Glen juga tidak jarang mendapati tanamannya hancur ketika sampai di tangan pelanggan khususnya pelanggan di luar Jawa meski pada paketnya sudah tertera keterangan berisi tanaman hidup.
Kondisi ini tentu merugikan bagi Glen karena harganya harus bersaing dengan OPS yang tidakmelakukan karantina tanaman. Selain itu, ia juga mendapat penilaian yang buruk dari pelanggan yang disebabkan oleh kelalaian pihak ketiga.
Berdasarkan pengalaman Glen, kinerja instansi pemerintah seringkali kurang serius dan cenderung abai dalam bekerja. Glen juga seringkali menemui masalah dengan BKPKII ketika hendak melakukan proses karantina. Misalnya, pegawai seringkali telat datang dan mengulur waktu pemeriksaan tanaman yang menyebabkan keterlambatan pengiriman tanaman kepada pelanggan.
Keadaan ini kemudian Glen siasati melalui kerjasama dengan jasa pengiriman swasta yang menurutnya memiliki kredibilitas dan etos kerja yang lebih baik. Jika tidak ada permintaan khusus dari pelanggannya untuk menggunakan jasa Pos Indonesia, Glen memilih menggunakan jasa pengiriman milik swasta.
Sama halnya dengan Glen, Reza memilih menggunakan jasa pengiriman swasta jika tidak ada request khusus dari pelanggannya. Hal ini dilatarbelakangi oleh status Pos Indonesia sebagai perusahaan milik negara yang menurut Reza turut mempengaruhi hadirnya stigma negatif terhadap Pos Indonesia.
Reza yang menjual jam tangan buatan Swedia ini merasa bahwa jam tangannya bukanlah barang murahan. Hal ini membuat Reza sangat peduli terhadap reputasi toko online-nya. Baginya, jika reputasi tokonya bagus maka orang akan yakin bahwa barang yang dijualnya merupakan barang original.
Sebaliknya, jika reputasi toko online-nya jelek, orang akan menilai bahwa ia menjual jam tangan palsu. Reputasi ini ia bangun tidak hanya dari getolnya Reza mengunggah testimonial dari pelanggannya yang mengatakan bahwa jam tangan benar original, tetapi juga dari jasa pengiriman yang ia percaya untuk mengantar barang dagangannya.
Ketika Pak Pos Tidak Hanya Mengantar Surat 3939 Bagi Reza, segala sesuatu yang dikelola oleh negara tidak jarang dipandang ‘bobrok’ oleh masyarakat dan memiliki kinerja yang kurang begitu baik. Pandangan ini diperkuat ketika dirinya di Tiongkok untuk mengikuti program Au Pair2. Menurut Reza, dirinya
melihat bahwa masyarakat Tiongkok juga lebih memilih menggunakan jasa pengiriman milik swasta atau luar negeri dibanding menggunakan jasa pengiriman milik negara.
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh pandangan yang sama bahwa jasa pengiriman yang dikelola oleh pemerintah Tiongkok memiliki kinerja yang tidak begitu bagus. Pandangan dan ketidakpercayaan Reza kepada instansi pemerintah ini berdampak pada pemilihan jasa pengiriman yang ia gunakan. Dirinya tidak mau reputasi toko online-nya hancur karena menggunakan jasa pengiriman yang menurutnya memiliki reputasi kurang baik.
Meski begitu, Reza mengakui bahwa untuk pengiriman secara pribadi, dirinya memilih menggunakan jasa pengiriman Pos Indonesia dan mengaku belum pernah menemukan masalah dalam prosesnya. Meski begitu, dirinya tidak mau mengambil resiko karena menurutnya, bisa saja pelanggannya memiliki sentimen negatif juga dengan Pos Indonesia.
Sumber: https://journal.ugm.ac.id/v3/LA/
|
2 |
3 |
4 |
>Next>
|